Cerita Pelayanan Musik Korps Onohondro di Ibadah GPS Sedistrik Nias

Foto Tim Pelayanan Ibadah GPS Sedistrik Nias
Korps Onohondro 

Melayani Lewat Musik: Cerita Kami di Ibadah GPS Sedistrik Nias

Hari itu suasananya berbeda. Halaman desa Onohondro yang biasanya sepi mendadak ramai oleh tawa, semangat, dan pujian. Sebagai Korps Onohondro, kami mendapat kepercayaan menjadi tuan rumah Ibadah GPS Sedistrik Nias — sebuah momen yang kami sambut dengan antusias dan penuh semangat.

Dan yang paling membekas buat saya pribadi adalah: saya bisa melayani lewat musik, bersama tim band dari korps saya sendiri. Sebuah pengalaman yang mungkin sederhana buat orang lain, tapi sangat berarti buat saya.


Latihan, Persiapan, dan Doa

Sebelum hari ibadah tiba, kami sudah mulai latihan musik beberapa hari sebelumnya. Tidak mudah. Ada tantangan suara, ada alat musik yang harus disesuaikan, dan tentu saja menyesuaikan waktu dengan kesibukan masing-masing. Tapi satu hal yang menyatukan kami: kerinduan untuk melayani Tuhan.

Kami tahu, ini bukan sekadar tampil atau menunjukkan kemampuan bermusik. Ini tentang memberi yang terbaik buat Tuhan, dan menyentuh hati orang-orang lewat nada, irama, dan lirik-lirik pujian.


Hari-H: Korps Onohondro Siap Tampil

Saat hari ibadah tiba, saya berdiri di antara rekan-rekan tim musik, memakai seragam Bala Keselamatan. Di depan rumah adat tradisional, lengkap dengan alat musik di belakang kami, kami berdiri bukan sebagai bintang — tapi sebagai pelayan Tuhan.

Dan ketika musik dimulai, ketika pujian mulai dinyanyikan, saya bisa merasakan hadirat Tuhan hadir di tengah-tengah kami. Orang-orang ikut menyanyi, ada yang mengangkat tangan, ada yang tersenyum, bahkan ada yang menangis tersentuh.

Melalui musik, kami melihat bahwa Tuhan bekerja.
Melalui nada, Tuhan menyentuh hati.


Bangga Jadi Bagian Dari Korps Onohondro

Jujur saja, saya bangga menjadi bagian dari Korps Onohondro. Bukan karena kami hebat, tapi karena kami saling mendukung dan memberi diri untuk dipakai Tuhan. Bahkan di desa kecil seperti Onohondro, kami percaya bahwa Tuhan juga punya rencana besar.

Bisa berdiri dan memainkan alat musik di hadapan jemaat dari berbagai korps lain di Distrik Nias bukan hal yang sepele. Ini bentuk kepercayaan. Dan buat saya, ini juga tanggung jawab — untuk tetap setia melayani dan menjaga hati dalam kerendahan.


Pelayanan Bukan Hanya di Panggung

Setelah ibadah selesai, saya melihat sekeliling. Ada senyum, pelukan, saling menyapa. Saya sadar: pelayanan kami tidak berhenti saat musik selesai dimainkan. Kami belajar untuk tetap rendah hati, tetap jadi terang, dan tetap memberi diri bahkan di luar ibadah.

Bagi saya, menjadi tim musik bukan cuma soal mengisi acara. Tapi soal menghidupi pujian itu dalam keseharian. Hidup yang menyembah, bukan hanya saat memegang mic, tapi juga saat kembali ke rumah, ke sekolah, ke ladang, ke jalan yang biasa.


Foto Umum Depan Rumah Adat
Desa Onohondro 


Posting Komentar

0 Komentar

© 2025 noversonhalawa. All rights reserved.