![]() |
| Foto Noverson Halawa Sedang Berada Di Jembatan Sungai Saya Kec Onolalu Kab Nias Selatan |
Berhenti Sejenak di Jembatan Sungai Saua: Kunjungan Sederhana yang Ternyata Bermakna
Beberapa hari lalu, saya naik motor dari arah Telukdalam menuju Hilifalago. Tidak ada rencana khusus, cuma ingin jalan-jalan, angin-anginan, dan menyapa kampung-kampung yang saya lewati. Tapi tanpa saya niatkan, saya berhenti di satu titik yang membuat saya diam cukup lama: Jembatan Sungai Saua.
Lokasinya di Kecamatan Onolalu, dan sejujurnya, saya sudah sering dengar tentang sungai ini, tapi belum pernah benar-benar berhenti untuk melihatnya dengan mata kepala sendiri.
Hari itu saya putuskan untuk turun dari motor, matikan mesin, dan berdiri beberapa menit di atas jembatan.
![]() |
| Foto Suasana Alam Ketika Berada Di Jembatan Saua |
Jembatan Ini Biasa Saja, Tapi Ada Sesuatu di Dalamnya
Saat berdiri di atas jembatan itu, saya disambut oleh pemandangan sungai yang tenang, airnya mengalir pelan, dan di sisi kiri-kanannya, terlihat perahu-perahu kayu kecil yang sebagian terlihat sudah lama, sebagian masih digunakan warga. Hutan tumbuh subur di sekeliling, dan suasana begitu alami. Tidak ada suara kendaraan lain, hanya angin yang bertiup pelan dan suara air yang seperti berbisik.
Saya nggak bisa bilang jembatannya megah atau modern. Tapi tingginya cukup membuat saya takjub. Saya lihat ke bawah dan berpikir, “Ternyata cukup tinggi juga ya.” Dari ketinggian itu, saya bisa lihat dengan jelas bagaimana sungai ini jadi bagian penting dari kehidupan orang-orang di sekitarnya.
![]() |
| Foto Dari Hilfalago Menuju Telukdalam Alam Yang Sangat Menyentuh |
Tempat Pengambilan Air untuk Telukdalam
Baru saya ingat, Sungai Saua ini ternyata juga jadi sumber pengambilan air bersih PDAM untuk kota Telukdalam. Jadi air yang selama ini mengalir ke rumah-rumah, sekolah, rumah sakit, dan kantor di kota, sebagian berasal dari sini.
Tempatnya mungkin tidak mencolok, tapi perannya besar. Sering kali kita hidup dari sesuatu yang tak pernah kita lihat langsung asal-usulnya. Hari itu saya lihat sendiri, dan saya merasa: alam ini bekerja dalam diam, tapi manfaatnya luar biasa.
Saya Hanya Sekadar Berkunjung, Tapi Pulang dengan Cerita
Jujur saja, saya tidak merencanakan berhenti. Saya cuma ingin lewat. Tapi entah kenapa, hati saya bilang: “Berhenti dulu, lihat ke bawah, nikmati sebentar.”
Saya pegang besi pembatas jembatan, saya lihat aliran air, saya hirup udara yang segar tanpa polusi, dan dalam hati saya bersyukur. Tidak setiap hari saya bisa menikmati momen sederhana seperti ini. Bahkan mungkin, banyak orang lewat sini tanpa pernah benar-benar melihat betapa damainya tempat ini.
Saya sempat ambil foto — bukan buat gaya, tapi buat dokumentasi pribadi. Tanda bahwa saya pernah berada di tempat ini, di waktu yang sunyi, dan merasakan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Tempat yang Boleh Jadi Biasa, Tapi Punya Jiwa
Buat sebagian orang, mungkin Jembatan Sungai Saua cuma tempat lewat. Tapi buat saya, itu adalah ruang kecil untuk berhenti, diam, dan merenung. Saya berpikir, kadang Tuhan berbicara bukan lewat mimbar atau seminar, tapi lewat sungai yang mengalir tenang dan angin yang menyapu pelan.
Saya tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Tapi hari itu saya tahu satu hal: saya pulang dengan rasa syukur. Hanya karena saya memutuskan untuk berhenti sejenak, menepi, dan memberi ruang untuk diri sendiri melihat lebih dekat.
![]() |
| Foto Memandang Pemandangan Sungai Diatas Jembatan |
Kalau Kamu Lewat, Berhenti Dulu
Saya ingin bilang ke siapa pun yang baca ini — entah kamu warga Nias, pendatang, pelajar, atau siapa pun — kalau suatu hari kamu lewat jalur Telukdalam – Hilifalago, dan melewati Jembatan Sungai Saua, sempatkanlah berhenti. Turun dari motor, berdiri sebentar, dan rasakan tempat ini.
Mungkin kamu akan pulang dengan sesuatu yang lebih dari sekadar foto. Mungkin kamu pulang dengan hati yang lebih tenang.




0 Komentar